Pages

Senin, 19 April 2010

Jalan Pulang Kuda


Hari telah larut ketika Michael pulang ke rumah. Tapi ia tidak sendiri. Ia bersama seekor kuda yang ia temukan di jalan. Sesampainya di rumah ia memohon ayahnya agar mengizinkannya merawat dan memiliki kuada tersebut. Ayahnya memperbolehkannya merewat kuda itu semalah saja karena menurutnya si pemilik pasti khawatir dan mencari-cari kudanya yang hilang. “Besok pagi, Ayah akan katakan apa yang harus engkau lakukan.” Micael terjaga semalaman di dekat kuda itu. Tak lama ia tertidur, matahari pun terbit. Suara ringkikan kuda membangunkannya. Ayahnya data dan berkata, “Engkau harus mengembalikan kuda itu ke pemiliknya.” Michael menyela, “Tapi Ayah, aku tak tahu di mana ia tinggal. Aku tak tahu ke mana aku harus mengembalikannya.” Ayah Michael tersenyum, setelah menatap anaknya sebentar, ia lalu berkata, “Michael, berjalanlah di sisi kuda itu. Biarkan ia tunjukkan jalan untukmu.”




Ketika Michael sedang berpakaian, ia masih tak yakin pada apa yang dikatakan ayahnya. Tetapi ia tetap mengikuti nasihat ayahnya dan berjalan di sisi hewan tersebut. Anak laki-laki itu keheranan melihat kuda itu belok ke kiri, kemudian ke kanan. Dengan mantap Michael mengikutinya. Tak lama kemudian, Michael dengan wajah berseri-seri dan kuda itu sampai di sebuah desa. Ketika penduduk desa melihat kuda tersebut, mereka berlari ke arahnya. Mereka sangat berterima kasih karena Michael mengembalikan kuda mereka. Bahkan mereka memberinya hadiah.

Sesampainya di rumah, ayahnya bertanya apakah Michael telah mengembalikan kuda tersebut. Anak itu menggangguk seraya berkata, “Aku melakukan perintah Ayah. Kuda itu menemukan sendiri jalan pulang.” Lalu ia melanjutkan, “Ada lagi yang ingin aku katakan, Ayah. Kemarin, ketika aku menemukan kuda itu, aku sangat senang. Aku bahkan berharap Ayah akan mengizinkanku memeliharanya. Tetapi, sekaranga aku merasa lebih BERBAHAGIA karena aku bisa MENOLONG orang-orang desa menemukan kembali kuda mereka. Ayah, engkau pasti memintaku mengembalikan kuda tersebut karena satu alasan.” Sambil tersenyum, ayahnya menjawab, “Michael, selalu ada KEBAHAGIAAN ketika kita MENOLONG dan MEMBERI. Ketika engkau MENOLONG penduduk desa menemukan kuda mereka, engkau meresa senang, dan itulah pelajaranku yang pertama untukmu. Pelajaran yang kedua adalah dengan berjalan beriringan di sisi kuda, kuda itu bisa menemukan jalannya sendiri untuk pulang tanpa pengaruh apapun darimu. Anakku, engkau harus MENERIMA orang lain apa adanya. Jangan pernah mencoba MENGUBAH mereka, lebih baik UBAHLAH dirimu sendiri.”

“Jika engkau ingin orang lain MENERIMAMU, TERIMALAH mereka apa adanya. Jika engkau ingin mereka MENGHORMATIMU, HORMATILAH mereka. Jika engkau menginginkan SENYUM mereka, TERSENYUMLAH kepada mereka. Jika engkau menginginkan mereka MENCINTAIMU, CINTAILAH mereka. Jika engkau ingin MENERIMA, berusahalah MEMBERI TANPA MENGHARAPKAN IMBALAN. Semua akan diberikan oleh Tuhan kepadamu sepuluh kali lipat banyaknya."
~*~
Sumber: Rahasia Kaya n Sukses Pebisnis Tionghoa – Lie Shi Guang

1 komentar:

Wiwied mengatakan...

::: good article

::: memang merubah diri sendiri lebih mudah dan lebih mempermudah hidup

::: daripada harus merubah orang lain karena kekecewaan kita